Rabu, 06 Februari 2019

"Kemanusiaan dan dunia islam"




 Assalamualaikum, wr, wb

"Kemanusiaan dan dunia islam"
Perkenalkan Nama saya : Dibyo harum Saya mahasiswa dari SMA PGRI 1 GABUSWETAN.Saya akan menulis sebuah artikel Blogger dengan judul yang tertera dibawah ini simak selengkap nya

"Kemanusiaan dan Dunia islam"

Islam adalah agama untuk seluruh manusia yang memembus batas-batas zaman dan ruang, atau seperti yang biasa diistilahkan: shalih li kulli zaman wa makan.  Islam adalah untuk persaudaraan universal bagi umat manusia, membangun peradaban dunia yang mengglobal tanpa sekat-sekat etnis, ras, agama dan budaya.  Maka, dalam Al-Qur’an pun ditegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh manusia:wa ma arsalnaka illa kafatan li al-nas, yang artinya: “Aku tidak mengutus kamu hai Muhammad keculai untuk seluruh manusia” (Q.S.Saba’[34]:28).
Bertolak dari perinsip di atas, setidaknya lahir dua pengertian: pertama, bahwa Islam, sebagai agama dapat diterima oleh komunitas manusia di seluruh dunia, dan yang kedua, bahwa sebagai ajaran moral, Islam dapat menginspirasi umat manusia untuk membangun peradaban universal untuk kemaslahatan bersama bagi umat manusia.  Terjadinya hijrah (perpindahan besar-besaran) dari Mekah ke Yatsrib, pada dasarnya bukan karena keterpaksaan kaum Muslimin waktu itu, melainkan atas dasar prinsp bahwa agama Islam yang mereka anut dapat diterima atau berlaku untuk masyarakat manusia, kapan dan di mana pun.  Jika masyarakat Mekah masih enggan menerimanya, akibat masih kuatnya pengaruh kepercayaan lama, maka diharapkan Islam dapat diterima di Yatsrib.
Demikian pula, adanya “ekspansi” bagi kaum Muslimin di kemudian hari untuk membantu masyarakat Arab di sekitarnya, seperti Siria dan Mesir untuk lepas dari penjajahan Romawi, adalah  karena terinspirasi oleh ajaran kemanusiaan untuk saling menolong dalam mewujudkan kemaslahatan bersama, dengan mencegah kezaliman antar manusia.  Jadi sejak awal, agama Islam telah mendorong kaum Muslimin untuk menyadari adanya sebuah tatanan global, yang di dalamnya umat Islam harus berperan, dan agama Islam dapat menjiwai kemaslahatan dalam peradaban manusia.  Karakteristik seperti ini menunjukkan bahwa Islam akan selalu sejalan menyertai naluri kemanusiaan, kesejahteraan dan kedamaian dalam kehidupan maanusia.  Perhatikan doktrin Al-Qur’an tentang hal tersebut:
Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling mengenal”  (Q.S.al-Hujurat [49]: 13).
Kata kunci dalam ayat di atas ialah “lita’arafu”, yang selama ini diartikan: “saling mengenal”.   Semangat saling mengenal yang menjadi inti doktrin tersebut ialah “kearifan” yang berasal dari akar kata yang sama dengan “lita`arafu”.  Islam menghendaki terwujudnya kearifan global dengan filosofi lita`arafu bagi kehidupan manusia, yang tercermin dalam peradaban yang dibangun yang berintikan mashlahat (ma’ruf), dalam tatanan masyarakat plural yang disebut masyasrakat madani.[1]
Masyarakat madani atau yang dikenal di Barat sebagaicivil society atau civilized society, ialah suatu tanatan masyarakat demokratis, yang menghargai perbedaan etnis, bahasa dan agama.  Model masyarakat seperti itulah yang dibangun Nabi Muhammad SAW  di Yatsrib, kemudian negeri itu berubah nama menjadi “Madinah”, setelah menjadi pusat peradaban, yang menunjukkan betapa persaudaraan antar orang Arab dan non Arab, antara Muslim dan non Muslim (Yahudi, Kristen dan kaum Musyrikin) dapat dibangun atas nilai kemanusiaan universal.
Menyangkut kehidupan bernegara, nilai kemanusiaan secara jelas dapat dilihat dari tidak adanya term “negara Islam” dalam Al-Qur’an dan hadits bahkan tidak juga dalam naskah Piagam Madinah yang dibuat oleh Rasulullah SAW bersama umat agama-agama lain di Yatsrib (Madinah).  Al-Qur’an hanya mengungkapkan pesan-pesan universal tentang negara yang indah, misalnya dalam Q.S.Saba’(34): 15, disebutkan baldah thayyibah wa Rabb Ghafur (negara yang indah dibawah ampunan Tuhan).  Sungguh bijaksana ajaran demikian, sebab dalam kehidupan bernegara, gagasan-gagasan kemanusiaan lebih utama ketimbang kepentingan primordial suku dan agama tertentu.  Terminologibaldah thayyibah sangat pas dengan negara yang berideologi nasionalis di atas landasan humanis seperti di Indonesia.
Negara baldah thayyibah itulah yang pernah dipraktikkan Nabi Muhammad SAWdi Yatsrib, yaitu sebuah negara persaudaraan, antaragama dan antaretnis.  Di atas persaudaraan kemanusiaan itu, beliau terbukti berhasil membawa masyarakat Yatsrib menjadi berperadaban, yang dalam bahasa Arab disebut tamaddun.  Piagam Madinah sebagai konstitusi baldah thayyibah, memakai terminologi ummah yang mengacu kepada segenap elemen masyarakat mencakup Muslim, Yahudi dan umat agama-agama lain adalah jelas berasas kemanusiaan.  Untuk ini Nurcholis Madjid menyatakan bahwa: “Bunyi naskah konstitusi itu sangat menarik.  Ia memuat pokok-pokok pikiran yang dari sudut tinjauan moderen pun mengagumkan.  Dalam konstitusi itulah untuk pertamakalinya dirumuskan ide-ide yang kini menjadi pandangan hidup moderen di dunia, seperti kebebasan beragama, hak setiap kelompok untuk mengatur hidup sesuai dengan keyakinannya, kemerdekaan hubungan ekonomi antar golongan, dan lain-lain.Tetapi juga ditegaskan adanya suatu kewajiban umum, yaitu partisipasi dalam usaha pertahanan bersama menghadapi musuh dari luar.”[2]
Untuk kasus Indonesia, perjuangan kebangsaan (nation building and development), harus merefleksikan nuansa kemanusiaan dari risalah Islam yang bersifat rahmatan lil`alaminatau bersifat kaffatan li al-nas. Artinya, sebuah perjuangan untuk lita`arafu, agar saling berbuat kebajikan bagi sesama manusia di negeri ini.  Dengan nasinalisme yang bersifat humanitiy, kita merangkul semua warga bangsa untuk masuk dalam iklim bernegara yang rahmatan lil`alamin, yang melayani kepentingan warga sebagai manusia, bukan karena etnis, ras atau agama tertentu.
Atas prinsip universalitas dan inklusifistik, maka ajaran Islam mendorong pergaulan peradaban secara luas.  Terbukti, pada era khilafah Umayyah dan Abbasiyah kemudian hari, Islam terbuka menerima peninggalan kebudayaan sebelumnya, seperti pemikiran Helenistik Yunani yang dibawa oleh Alexander Yang Agung ke Mesir, Siria dan Mesopotamia. Keterbukaan itu semakin menjadi-jadi lewat penerjemahan yang digalakkan sejak pemerintahan Al-Makmun dari dinasti Abasiyah.  Beliau mengangkat Hunain Ibn Ishaq seorang Kristen yang profesional ahli bahasa untuk mengepalai lembaga penerjemahan itu.  Hunain pernah menyatakan bahwa: “Bagiku ada dua hal, yakni agama dan profesi.  Agama mengajarkan untuk harus berbuat baik kepada musuh-musuh, apatahlagi terhadap sahabat-sahabat kami.  Dan profesi saya adalah untuk kepentingan umat manusia“.
Dengan semangat kemanusiaan universal dari Al-Qur’an, umat Islam di zaman klasik terbuka untuk menyerap ilmu pengetahuan dari luar.  Mereka berani untuk lepas dari penjara eksklusifitas Islam, lalu menerima produk “asing” berupa ilmu dan teknologi, sampai mereka menembus pula batas-batas etnis, gegografi, budaya dan agama. Hal itu mereka lakukan sebagaimana sabda Nabi: uthlub al-`ilma walaw bi al-Shin (carilah ilmu walau ke negeri Cina).
Terbukti, ajaran teologis eksklusif Islam berjalan beriringan dengan semangat kemanusiaan dan keterbukaan.  Sebab, takkan ada peradaban kemanusiaan yang dapat tegak, tanpa pergaulan lintas etnis, budaya dan agama.  Hanya dengan pergaulan global, tanpa sekat primordialisme seperti itu, alih teknologi dapat terwujud untuk kesejahteraan manusia pada umumnya.  Untuk itu umat Islam seharusnya melakukan kontak peradaban dengan dunia luar, tidak canggung mengejar sains dan teknologi, belajar soal kemakmuran ke negara-negara Kristen di Barat, tanpa melupakan negara-negara Asia, misalnya Jepang dan teristimewa Cina sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW.  Umat Islam harus bangkit lagi menyapa semua umat manusia, menyerap semua peradaban masa lalu.  Kiranya Islam benar-benar tampil sebagai rahmat untuk alam semesta ini, wa ma arsalnaka illa rahmatan lil-alamin, demikian firman Tuhan: “dan tidaklah Kami mengutus engkau Muhammad, kecuali rahmat untuk alam semesta” (Q.S. al-Anbiya’ [21]: 107)
Dengan prinsip kemanusiaan seperti di atas, maka tidak heran jika terdapat sekolah Islam Indonesia, misalnya di Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua dibangun untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang sebahagian siswanya adalah non Muslim.  Mereka diasuh dengan semangat kemanusiaan, tanpa harus menukar agamanya menjadi Muslim.  Dari kalangan Muhammadiyah, adalah Abdul Mu’ti dan Fajar Riza Ul Haq menawarkan varian baru yaitu Krismuha (Kristen – Muhammadiyah) dalam memahamai hubungan Islam dan Kristen di Indonesia melalui pendidikan.  Dalam buku Kristen-Muhammadiyah[5]mereka menggambarkan perkembangan sekolah Muhammadiyah di daerah mayoritas non-Muslim, yaitu Ende, Flores (NTT), Serui (Papua), dan Putussibau (Kalimantan Barat).SMA Muhammadiyah,sebagai sekolah Islam yang pertama di wailayah tersebut, mendapat respon positif dari Uskup Agung (emeritus) Ende, Mgr Donatus Djagom, bahkan memberikan sumbangan untuk pembangunan sekolah Islam tersebut.
Menerima siswa non-Muslim adalah sesuai dengan pandangan keislaman yang dibangun atas dasar falsafah toleransi, keterbukaan, dan pluralitas kemanusiaan. Saat ini jumlah siswa non- Muslim dalam setiap kelas mencapai 2/3.  Sementara itu, alasan utama mengapa para siswa Kristen tertarik pada SMA Muhammadiyah, ialah pertama, karena mutu sekolah yang baik; kedua, biaya pendidikan relatif terjangkau dan bisa dicicil.Ketiga, dan ini yang terpenting, bahwa SMA Muhammadiyah memberikan Pendidikan Agama Kristen (PAK) dengan guru-guru dari Kristen sendiri.Bagi siswa Kristen, dengan belajar di sekolah tersebut, wawasan mereka tentang Islam menjadi luas, dan hal ini penting untuk bisa menjadi pastor atau pendeta.  Sungguh luar biasa, sebuah sekolah Islam di Indonesia dapat mendidik calon-calon petinggi Kristen (Katolik).  Bahkan,menurut pengakuan Theophilus Bela,Sekretaris Jenderal Committee of Religion for Peace dan Ketua Umum Forum Komunikasi Kristiani Jakarta, ada lulusan SMA Muhammadiyah yang kemudian melanjutkan pendidikan di Seminari Tinggi dan menjadi Pastor Katolik, dan tidak sedikit pula yang menjadi biarawati.Ini suatu bukti bahwa nilai Islam tentang kemanusiaan memberi kontribusi bagi pembangunan peradaban bersama.
Lebih dari itu, di sejumlah Perguruan Tinggi Islam, juga telah dijalin kerjasama dengan Perguruan Tinggi non Muslim luar negeri Eropa dan Amerika, terutama dalam program studi kedokteran, yang semuanya untuk kepentingan kemanusiaan.   Bahkan untuk sekadar diketahui, ketika penuls menjabat Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN (kini  UIN) alauddin Makassar, 1999-2001, pernah menerima mahasiswa non Muslim, bekerjasa sama dengan Sekolah Tinggi Teologia Makassar.  Di antara mereka ada yang berhasil menjadi pendeta di Gereja binaannya.
Masih banyak aspek lain yang mencermnkan nilai kemanusiaan dalam Islam, misalnya menyangkut soal kesejahteraan ekonomi, baik dalam hal kerjasama jaringan ekonomi mapun dalam soal menyantuni sesama manusia, Islam memberi tempat bagi umat agama lain.  Seperti halnya, Nabi Muhammad SAW sering membeli barang dagangan orang Yahudi, khususnya makanan dan pakaian Salah satu hadits menyebut hal ini sebagai berikut:
Telah memberitakan padaku Al-Aswad, dari Aisyah RA, bahwasanya Nabi SAW membeli makanan dari seorang Yahudi secara bertangguh sampai waktu tertentu, dan menggadaikan dari padanya sebuah baju besi.
Demikian juga syirkah (perkongsian) dengan umat agama lain dan mengupah mereka dalam suatu pekerjaan profesional, semua diajarkan Islam.  Rasulullah SAW, dalam perjalanan hijrah, mengupah seorang musyrik dari kalangan Bani al-Dayl sebagai penunjuk jalan.Selain itu,  syariah juga membolehkan mudharabah (memberi atau menerima modal) umat agama lain dalam suatu usaha bersama.
Atas dasar kemanusiaan, umat agama lain juga berhak dan dibolehkan untuk meneruskan usaha ekonominya, termasuk memelihara babi dan menjual khamar untuk kalangan mereka; dan jangan heran, harganya pun boleh diterima dan digunakan oleh umat Islam.  Hal ini diterapkan oleh Umar.  di muka bumi ini. ( Q.S saba (34)-28)

Jumat, 21 Oktober 2016

telekomunikasi

Teknologi Telekomunikasi tidak akan bisa di manfaatkan secara optimal tanpa di dukung dengan adanya fasilitas telekomunikasi yang memadai. Saat ini di wilayah Kabupaten Indramayu selain di layani oleh Telkom, berbagai provider seluler telah beroprasi di hampir seluruh pelosok wilayah Indramayu, hal tersebut di dukung tersedianya berbagai sarana telekomunikasi yang ada baik teknologi GSM maupun CDMA. Berdasarkan hasil survey penyusunan cell plan menara telekomunikasi bersama di Kabupaten Indramayu Tahun 2011 jumlah Menara Telekomunikasi ada 333 Tower dan 339 Tower di Tahun 2015, dimana yang sudah digunakan untuk menara bersama ada 115 menara yang tersebar di 31 Kecamatan di Kabupaten Indramayu . Adapun pengelolah-pengelolah menara tersebut antara lain Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Natrindo Telekomunikasi Seluller, Tower Bersama Group, Tri Tunggal Putra Perkasa, Bakrie Telcom, Hutchison CP Tel, PT Telkom Indonesia, Dian Swastika, Mitratel, Protelindo, Indoprima Mikroselindo, Deltacomcel, Sarana Inti Persada, Nutrama Indotama, Smartfren Telecom dan Konsorsium Telekomindo Aprotech.
POS
Selain teknologi telekomunikasi, sarana komunikasi lainnya yang ada di Kabupaten Indramayu adalah PT Pos Indonesia dan Jasa-jasa Titipan Kilat. Adapun Pos Desa yang ada di Kabupaten Indramayu sebanyak 6 pos desa yaitu di Widasari, Karangkeng, Lelea, Kertas Maya, Bongas, Kroya. Sedangkan Jasa titipanyang ada di Kabupaten Indramayu antara lain TIKI, JNE dll.
Radio
Radio yang beroperasi di Kabupaten Indramayu sampai tahun 2011 yang mempunyai frekuensi resmi ada 20(dua puluh) Radio yaitu :
NO NAMA RADIO FREKUENSI (FM) ALAMAT
1 RSPD/Kijang Kencana 91,100 Jl Olah Raga No 6 Imyu
2 Radio Ria Cindelaras 101,300 Kompek GOR Indramayu
3 DIAN MANCA 102,900 Jl Kapten Arya Indramayu
4 Agnia Mega / MG FM 97,800 Jl Sudirman Indramayu
5 El Bayan Mega/ Elsa 96,200 Jl Raya Karangampel
6 Anggada Wangi 91,500 Jl Raya Bulak Jatibarang
7 KC- 10 87,900 Komp BTN Jatibarang
8 Buk Gajah/ BG FM 89,500 Jl Raya Widasari
9 GS 95 Lohbener
10 Trian 102,5 Tukdana
11 Veronica 89,1 Losarang
12 Aquani 104 Sukra
13 Prima 95,6 Haurgeulis
14 Gilih Manuk 106,2 Pabean- Indramayu
15 Migaas 107,5 Indramayu
16 Al Waish 98,9 Bongas
17 SK 104,5 Karangampel
18 Kaisar 105,6 Patrol
19 Optimal 97,3 Anjatan
20 Fajar 94,6 Widasari